IKHTIAR SANTRI MERENGKUH MASA DEPAN
Oleh: Fathorrahman Ghufron
“Menyambung juang merengkuh masa depan” merupakan tagline yang dijadikan oleh Kementrian Agama (Kemenag) sebagai basis aksiologis untuk merayakan dan sekaligus mengkristalisasi spirit Hari Santri Nasionanl (HSN) tahun 2024. Tagline ini menjadi instrumen penyegaran pola habituasi kaum santri dalam mewarisi perjuangan para leluhur yang telah berkontribusi penting bagi digdayanya Indonesia. Namun, pada saat bersamaan kaum santri harus beradaptasi dan terlibat dalam kerja-kerja keilmuan dan aktivisme yang produktif dan progresif.
Secara epistemologis, spirit tagline tersebut mempunyai relasi semiotis dengan tagline UIN Sunan Kalijaga (UIN Suka) yang menegaskan diksi “Empowering Knowledge, shaping the future” sebagai “ijtihad akademik” dalam mengembangkan berbagai perangkat keilmuan yang selaras dengan kebutuhan masa depan. Salah satu bentuk kristalisasinya, pada tanggal 16-18 Oktober, UIN Suka bekerjasama dengan Kantor Wilayah Kemenag Yogyakarta mengadakan kegiatan expo kemandirian pesantren. Dalam ajang tersebut, UIN Suka ingin mendorong para santri agar menjadi agen perubahan dan berperan aktif dalam membangun bangsa dan masa depan yang lebih baik.
Di samping itu, tagline yang bernuansa futuristik ini, pernah ditegaskan pula dalam muktamar pemikiran NU (1-3 Desember 2023) yang mengambil tema “imagining the future society”. Melalui muktamar ini, PBNU ingin menegaskan pentingnya peralihan cara pandang (shifting paradigm) yang harus dilakukan santri dalam menyikapi berbagai tantangan sistem sosial yang diliingkupi oleh rezim digitalisasi dan globalisasi.
Hadirnya berbagai lembaga yang saling bersenyawa dalam menyiapkan ekosistem peradaban santri yang selaras dengan tantangan masa depan, hal ni menunjukkan sebuah pembuktian sejarah, bahwa pesantren yang selama ini menjadi ruang inkubasi pembelajaran agama, tidak hanya mengarahkan para santri untuk tafaqquh fiddin saja. Akan tetapi, ilmu fiqh dan ushul fiqh yang menjadi ruh utama, atau dalam istilah Abed Al jabiri sebagai primadona pembelajaran agama Islam, turut dikembangkan sebagai metode keilmuan untuk mengkaji berbagai isu-isu global dan studi masa depan.
Tak heran bila dalam berbagai forum halaqah keilmuan yang dilaksanakan di pesantren maupun lembaga-lembaga keagamaan, baik dalam bentuk Focus group discussion maupun Bahtsul Masail, para santri dan pegiat keislaman lebih banyak mengkaji dan menguliti berbagai persoalan kontemporer dan isu lain yang melampaui zamannya. Hal ini dilakukan, tak lepas dari komitmen penguatan keilmuan para santri agar selalu bergerak kreatif dan inovatif dalam mengeksternalisasi kaidah “al-ishlah ila ma huwal ashlah tsummal ashlah fal ashlah” sebagai modal utama untuk selalu bertranformasi diri secara berkelanjutan.
Spirit Futurisme
Salah satu bentuk konkrit pengamalan kaidah bercorak futuristik tersebut, bisa dicermati pada sepak terjang beberapa perguruan tinggi yang bernuansa keislaman dan keindonesiaan. Di mana mereka mulai leading dengan penyiapan berbagai sumber daya dan perangkat keilmuan yang bisa menunjang bagi kebutuhan masa depan. Salah satu kampus yang sangat concern dan bahkan telah memosisikan dirinya sebagai ruang pembelajaran masa depan adalah Universitas Nahdltul Ulama (UNU) Yogyakarta.
Dalam beberapa tahun ini, UNU telan menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi manca negara seperti Mohamed bin Zayed University for Humanities (MBZUH) dari Uni Emirat Arab, Rosatom (BUMN Nuklir Rusia) dan 9 Universitas Rusia, perusahaan energi dari Tiongkok, dan beberapa negara lain yang telah berkomitmen untuk mendorong kampus UNU sebagai The Leading Professional Hub. Bahkan, dari sekian kerjasama yang sudah dilakukan, kampus UNU telah merancang perangkat teknologi internet of thing yang digunakan sebagai alat produksi pertanian masyarakat yang lebih efektif.
Dalam kaitan ini, proses perengkuhan masa depan yang dilakukan oleh berbagai lembaga pendidikan seperti pesantren, kampus keislaman, organisasi keagamaan menunjukkan sebuah penyegaran tradisi baru dalam menyiapkan para santri sebagai generasi emas yang siap pakai untuk memenuhi kebutuhan masa depan yang maslahat.
Rekam jejak para pendahulu yang selama ini telah mewarisi etos perjuangan dan epos pengabdian membentuk sebuah tradisi yang baik, perlu dijadikan sebagai modal inspirasi dan imajinasi dalam membentuk tradisi yang lebih baik dan manfaat.
Semoga hari santri tahun 2024 menjadi inspirasi bagi kita untuk saling menguatkan pengetahuan, meneladani semangat juang para ulama, membangun imajinasi masa depan demi terbentuknya peradaban bangsa Indonesia dan kehidupan manusia yang lebih komprehensif dan bermartabat.
*Wakil Katib PWNU Yogyakarta. Dosen Fak.Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga.
Sudah Terbit pada SKH. Kedaulatan Rakyat