Pentas METAEVOLUSI Teater ESKA UIN Sunan Kalijaga Sukses Dipentaskan di Tiga Kota
Teater ESKA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berhasil menyelenggarakan Pentas Produksi METAEVOLUSI
Teater ESKA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta telah berhasil menyelenggarakan Pentas Produksi ke-35 dengan judul “METAEVOLUSI” di tiga kota yang berbeda.
Pentas METAEVOLUSI yang sebelumnya dipentaskan di Gedung Pertunjukan Tertutup Dewan Kesenian Lampung, Kota Bandar Lampung pada tanggal 2 dan 3 September 2022 dan Gedung Pertunjukan Teater Jabal Lampung, Kabupaten Tanggamus pada tanggal 7 dan 8 September 2022, kini telah berhasil dipentaskan di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, DIY pada tanggal 24 September 2022.
Saat di Kota Bandar Lampung, pentas METAEVOLUSI ditonton sekira 450-an orang, di Kabupaten Tanggamus ditonton oleh sekira 350-an orang, sementara di Yogyakarta berhasil ditonton oleh 1000-an orang.
Dalam pementasan tersebut, Rektor dan beberapa jajaran rektorat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta langsung datang dan menonton pertunjukan tersebut hingga selesai.
Tidak hanya ditonton oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, para seniman Yogyakarta yang diundang juga turut hadir dalam pementasan METAEVOLUSI.
Berbagai apresiasi didapat oleh para aktor dan kru dari para penonton, seperti pemberian bingkisan sebagai ucapan selamat hingga sesi foto.
Di akhir acara juga terdapat sesi diskusi dan sarasehan tentang jalannya pementasan METAEVOLUSI. Diskusi dan sarasehan tersebut menjadi salah satu budaya dari Teater ESKA setelah pementasan berakhir.
Tujuan dari diskusi dan sarasehan tersebut adalah untuk menyalurkan pengetahuan seputar pementasan sekaligus ajang silaturahmi antar teman.
Pementasan METAEVOLUSI tidak akan berjalan dengan baik jika tidak dibantu oleh UKM lain dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta serta beberapa Teater Kampus lain.
Sinergi antar UKM dan komunitas Teater Kampus telah menjadi salah satu bentuk sosial yang baik dalam melestarikan kesenian di Kota Yogyakarta.
Adapun paparan cerita dari METAEVOLUSI adalah sebuah rangkaian pengembaraan spiritual seorang manusia dalam menuju kesadaran akan Tuhan. Yang mana pengembaraan itu nantinya akan melewati berbagai macam rupa simbol-simbol dan makna-makna.
Dalam hal ini, simbol-simbol dan makna-makna itu terbagi menjadi tujuh macam Maqom, diantara sebagai berikut:
Pertama, ialah Maqom Ke-Adam-an. Maqom ini merupakan cetakan embrionik sebuah tubuh baru, ia bergulat dengan nama-nama dan pengetahuan-pengetahuan dasar untuk mengenali Tuhannya.
Kedua, ialah Maqom Ke-Nuh-an. Maqom ini syarat akan pertentangan akan kebaikan dan keburukan yang ada di dalam diri manusia dalam mencapai Tuhannya.
Ketiga, ialah Maqom Ke-Ibrahim-an. Maqom ini melambangkan samudra kesunyian yang syarat akan spirtualitas manusia dalam melakukan pengendapan agar sampai pada pusat kesadaran.
Keempat, ialah Maqom Ke-Musa-an. Maqom ini gambaran dari monolog spiritual, keakuan dari diri manusia dalam memegang teguh kebenaran.
Kelima, ialah Maqom Ke-Dawud-an. Maqom ini berisikan ruh kekhalifahan yang menebarkan kebaikan-kebaikan ke semesta raya.
Keenam, ialah Maqom Ke-Isa-an. Maqom ini menggambarkan wujud hati yang siap menerima ilham ketuhanan.
Dan yang ketujuh ialah Maqom Ke-Muhammad-an. Maqom ini melambangkan pusat keilahian, merupakan rangkuman dari seluruh tingkatan maqom yang mewujud dalam kesempurnaan.
Bercermin pada QS. Al-Hajj ayat 46, pertunjukan METAEVOLUSI selain menyoal ke-insan-kamil-an. Nantinya, pertunjukan ini juga akan di kontekstualisasi dengan situasi-situasi yang sedang terjadi hari ini, baik situasi sosial, budaya, politik, ekonomi, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada akhirnya, METAEVOLUSI ini adalah upaya kami dalam menyuguhkan alternatif kepada umat manusia (audien) tentang bagaimana menjadi insan kamil agar mampu mencapai hakikat kesempurnaan (keilahian).