KKN UIN Suka Berkolaborasi Sukseskan Program Moderasi Beragama di Samosir
Untuk memperkuat visi moderasi beragama dari Kementerian Agama, UIN Sunan Kalijaga berkolaborasi dengan UIN Sumatera Utara dan Institute Agama Kristen Negeri Tarutung menerjunkan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Samosir. KKN Tematik kolaborasi 3 perguruan tinggi ini terjun ke lokasi KKN sejak 16/7/2022, dan menjalankan program-programnya selama 40 hari sejak diterjunkan. Mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat dalam mengembangkan Potensi Sumber Daya Manusia Melalui Program Moderasi Beragama,” KKN Kolaboratif ini diterima dengan suka cita oleh Pemerintah setempat, di Kantor Urusan Agama Kecamatan Onan Runggu Desa Tambun Sukkean. Dihadiri oleh sejumlah pejabat di antaranya Kepala Kantor Kementerian Agama Samosir, Tawar Tua Simbolon SPAK., MPdK., Kepala Kantor KUA Kecamatan Onan Runggu, Bp. Yunaedi Sitorus, Kepala Desa Tambun Sukkean, Lenator Samosir, Kabag IAKN Tarutung, Lindon Jhonson Tambunan, Dosen Pendamping Lapangan UIN Sumatera Utara, Muhammad Putra Dinata, M.Pd., dan Perwakilan Senat Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Kamsi.
Pada acara serah terima, Kepala Kantor Urusan Agama (Kakan) Kabupaten Samosir, Tawar Tua Simbolon SPAK., MPdK., menitip pesan bahwa, “Sebelum kedatangan adik adik mahasiswa KKN masyarakat telah merajut spirit toleransi yang baik sebagai bentuk moderasi beragama. Toleransi, harmonisasi, kekeluargaan, serta kearifan lokal yang sudah ada harus dijaga jangan sampai terusik. Mahasiswa KKN harus memainkan peran dan fungsi yang mampu mendorong kemajuan dan persatuan di tengah-tengah masyarakat secara konkret meskipun itu sederhana dan kecil,” demikian harap Tawar Tua.
Pihak desa sangat menyambut baik dan berterima kasih atas kedatangan KKN dari ketiga universitas. Diharapkan mahasiswa dapat bersosialisasi dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Di akhir acara, Kakan Samosir menyerahkan bantuan berupa alat Tulis Kantor (ATK) HVS A4 75 gr, stopmap, bolpoin, kertas transparan, dan peralatan kesekretariatan lainnya. Bantuan ini dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam persuratan dan kebutuhan-kebutuhan lain selama di lokasi KKN.
Dosen Pembimbing Lapangan KKN Samosir, Nurainun Mangunsong, S.H., M.Hum., menyampaikan, selama melaksanakan KKN banyak program yang selesai dilaksanakan. Ada juga program-program unggulan yang berhasil. Ruang literasi merupakan salah satu program unggulan KKN Tematik 108 di Samosir.
Disampaikan, program kerja ini dilatarbelakangi oleh kebijakan pemerintah yang akan menggantikan Ujian Nasional dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Aspek yang dinilai dalam AKM meliputi literasi, numerasi, dan pendidikan karakter. Aspek yang dinilai dalam AKM tersebut, hampir mirip seperti tes PISA (Program Penilaian Pelajar Internasional). Namun, berdasarkan data dari OECD pada tahun 2018, hasil PISA Indonesia masih jauh di bawah rata-rata. Hal tersebut mengindikasikan ketidaksiapan siswa Indonesia dalam menghadapi PISA.
Ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya skor PISA Indonesia. Salah satunya yaitu, siswa belum dibiasakan untuk mengerjakan soal-soal setara PISA Oleh karena itu, mahasiswa KKN Tematik 108 menggagas "Ruang Literasi", sebuah ruang pembelajaran berbasis literasi. Program kerja ini berfokus untuk membuat pohon literasi yang berisikan kata-kata motivasi, informasi dan pesan guru, serta membacakan dongeng cerita anak di SDN 13 Tambun Sukkean. Kegiatan dilakukan selama empat minggu. Sasarannya meliputi siswa-siswi SDN 13 Tambun Sukkean dari kelas 1 hingga 6.
Ruang Literasi ini bertujuan untuk membantu siswa-siswi dalam meningkatkan minat baca, memberikan motivasi dalam semangat belajar serta meningkatkan kreativitas siswa di kelas maupun diluar. Selain itu, Ruang Edukasi juga memberikan pengalaman belajar baru berupa pembelajaran berbasis literasi, numerasi, dan pendidikan karakter.
Program Pengajar Muda (KKN kolaborasi Samosir: mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, IAKN Tarutung dan UIN Sumatera Utara). Mahasiswa KKN Kolaborasi melakukan proses belajar mengajar di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini KB Karya Kasih, berlokasi di Desa Tambun Sukkean Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir. KB Karya Kasih merupakan lembaga pendidikan Nonformal yang dalam proses pembelajarannya secara terstruktur dan berjenjang. Pembelajaran diselenggarakan warga setempat dalam rangka memenuhi kebutuhan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal untuk mendukung belajar sepanjang hayat. Gedung Sekolah masih dalam masa sewa dari pihak lain. Namun, perangkat desa dan para tutor sekolah bertekad tetap menyelenggarakan pendidikan di KB Karya Kasih, mengingat banyaknya keluarga yang masih tergolong sangat sederhana untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang jauh dari rumah mereka."
Minimnya pengajar membuat kehadiran mahasiswa KKN Kolaborasi disambut siswa dan tenaga pendidik sangat antusias. Pengajar Muda mengenalkan satu metode “bermain sambil belajar. Metode ini mengajak peserta didik PAUD belajar dari permainan yang dikenalkan seperti pada tema “Diriku,” di samping peserta didik mengenalkan siapa dirinya sambil bernyanyi, juga mengenali diri dan struktur organ tubuhnya dengan menempelkan potongan gambar organ tubuh yang disediakan dalam kertas puzzle.
Sebagai minoritas, umat Muslim di Daerah Simbolon, Pangururan, Kabupaten Samosir memiliki kepedulian yang besar mendorong dan mengajarkan dasar-dasar keagamaan pada pendidikan anak-anak kendatipun dengan fasilitas bangunan dan sarana prasarana yang amat sangat terbatas. Sebagai pengajar inti, ustadz Hasan, yang juga pengurus Masjid Nurul Islam Desa Tambun Sukkean mengajak mahasiswa KKN untuk menyambangi dan berpartisipasi dalam pengajaran keagamaan di Yayasan Sada Pemuda Samosir. Dengan kendaraan yang sangat terbatas (hanya 2 sepeda motor) dan jarak sejauh 45 km atau perjalanan selama 90 menit, kegiatan proses belajar mengajar hanya dapat dihadiri oleh 2 orang Pengajar Muda (mahasiswa KKN) pada setiap jadwalnya (seminggu 3 kali yakni Selasa, Rabu, dan Kamis yang telah dimulai pada 3 Agustus 2022). Minimnya pengajar dan fasilitas yang sangat terbatas kerap menjadi pemandangan umum lembaga pendidikan di Pulau Samosir.
Yayasan Sada Pemuda Samosir misalnya, kondisi fasilitas pendidikan cukup memprihatinkan dengan bangunan seadanya seperti memakai gudang bekas, tidak ada lampu, tempat wudhu, dan tempat mengaji, mushola, ataupun masjid yang bisa digunakan secara layak. Namun demikian, para peserta didik Yayasan Sada Pemuda Samosir tetap antusias dalam belajar. Mereka mendapatkan materi seputar ibadah, thoharoh, baca tulis Al-Quran, hafalan surat pendek dan do’a sehari-hari. Dengan semangat anak-anak yang luar biasa itu, menularkan energi semangat juga terhadap pengajar seperti ustadz Hasan dan Pengajar Muda dari mahasiswa KKN.
Ngaji di Tengah Fasilitas yang Terbatas
Sebagai minoritas, umat Muslim di Daerah Simbolon, Pangururan, Kabupaten Samosir memiliki kepedulian yang besar mendorong dan mengajarkan dasar-dasar keagamaan pada pendidikan anak-anak kendatipun dengan fasilitas bangunan dan sarana prasarana yang terbatas. Sebagai pengajar inti, ustadz Hasan, yang juga pengurus Masjid Nurul Islam Desa Tambun Sukkean mengajak Mahasiswa untuk menyambangi dan berpartisipasi dalam pengajaran keagamaan di Yayasan Sada Pemuda Samosir. Tempat mengaji yang disambangi berjarak 45 km atau perjalanan selama 90 menit dari lokasi KKN, dengan fasilitas yang sangat terbatas. Menggunakan bangunan bekas gudang, belum ada listrik, dan tempat ini sekaligus digunakan sebagai mushola. Namun demikian, para peserta didik Yayasan Sada Pemuda Samosir tetap antusias dalam belajar. Mahasiswa KKN Kolaborasi mengajarkan materi seputar ibadah, thoharoh, baca tulis Al-Quran, hafalan surat pendek dan do’a sehari-hari. Dengan semangat anak-anak yang luar biasa itu, menularkan energi semangat juga terhadap pengajar seperti ustadz Hasan dan Pengajar Muda dari mahasiswa KKN.
KKN Kolaborasi Dikenalkan dengan Prosesi Pemakaman Setempat
Mahasiswa KKN Tematik Kolaborasi Samosir berkesempatan mengikuti prosesi adat kematian hingga dikebumikan dan dilanjutkan dengan takziah dan tahlil di kediaman keluarga almarhum. Hal yang menarik dalam prosesi adat kematian Batak itu yakni dipakaikannya kain ulos hitam kepada keluarga yang ditinggalkan oleh kerabatnya (almarhum). Di Batak sendiri, ulos ada beraneka warna, dan setiap warna memiliki arti dan makna yang berbeda. Salah satunya warna hitam sebagai lambang duka atau kematian, dan warna merah sebagai lambang gembira atau pesta. Moderasi beragama di Desa Tambun Sukkean sangat kuat, termasuk dalam hal kematian. Semua masyarakat berbondong-bondong untuk berkontribusi dalam penghormatan terakhir terhadap jenazah dan ikut menghibur terhadap keluarga yang ditinggalkan.”
Dengan adat dan kebiasaan yang masih sangat kental di Batak, ada beberapa adat yang masih dilakukan oleh masyarakat Batak asli non Islam seperti ketika ada keluarga jauh dan memungkinkan untuk pulang, maka harus menunggu keluarga pulang terlebih dahulu setelah itu baru dikebumikan. Mereka akan menari tor tor (tari asli batak) di depan jenazah, jelas Nurainun.
Belajar Ilmu Baru
Program Pengajar Muda merupakan berbagi dan belajar ilmu baru. Minimnya pengajar kerap membuat peserta didik SDN 13 berpindah ke SD lain walau jarak tempuhnya lebih jauh. Situasi ini membuat SDN 13 sempat ditutup selama 2 tahun namun akhirnya dibuka kembali. Ada lebih dari 44 siswa dengan berbagai macam agama, seperti Islam, Kristen Katolik, dan Kristen Protestan. Meskipun mayoritas siswa yang belajar di SDN 13 beragama Kristen namun tidak ada diskriminasi bagi siswa yang beragama Islam, semuanya diperlakukan sama.
Kehadiran mahasiswa KKN Kolaborasi sebagai Pengajar Muda disambut antusias peserta didik dan pengajar untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan mengenalkan spirit moderasi beragama sebagai bentuk penanaman kembali nilai-nilai keberagaman dan keharmonisan. Pengenalan dan penanaman nilai-nilai keberagaman diajarkan dalam setiap interaksi sosial peserta didik yang dipraktikkan dalam bentuk toleransi dan saling menghormati perbedaan dan menjauhi sikap saling memperolok dan menyakiti. Rasa toleransi dan saling menghormati itu juga digambarkan dalam permainan dan kreativitas menggambar. Demikian juga ketika berdoa dalam memulai dan mengakhiri proses pembelajaran dimana anak-anak berdoa sesuai keyakinan masing-masing dan berdo’a bersama dengan bahasa universal yang bisa mewakili agama masing-masing. Tergambar raut wajah kebersamaan yang ceria kendatipun di tengah perbedaan agama yang ada, jelas Nurainun.
KKN UIN Kolaborasi di Samosir juga berhasil menginisiasi perayaan tahun baru Islam. Masyarakat Muslim Samosir berharap perayaan ini tidak berhenti di sini, tetapi dapat berlanjut di masa-masa mendatang.
Sebagai umat Muslim tentu menjadi hal yang wajib mengetahui dan turut bergembira menyambut hari-hari besar Islam. Perayaan tahun baru Islam diisi pengajian akbar oleh ustadz Rasyidi yang merupakan bagian dari peserta KKN, memberikan cerita dan pembelajaran yang luar biasa mengenai cerita perjuangan Nabi dan para sahabat dalam menjalankan dakwahnya, termasuk cerita mengenai bagaimana setianya Khulafaur Rasyidin terhadap dakwah-dakwah Nabi Muhammad SAW.
Selain mengadakan pengajian akbar, juga dilaksanakan dzikir bersama dengan ustadz Sya’ban yang merupakan pengurus Masjid Nurul Islam. Dilanjutkan dengan pembacaan do’a awal tahun dan akhir tahun yang dipimpin oleh ustadz Hasan yang juga menjadi bagian dari pengurus Masjid Nurul Islam. Di akhir acara, dilaksanakan shalat istisqa (sholat meminta hujan) dan dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah yang dipimpin oleh ustadz Hasan, imbuh Ainun Mangunsong. (Weni/Ihza)