Kunjungan KAICIID di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Bahas Kerja Sama dan Interreligious Dialogue
Senin, (23/05) Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menerima kunjungan Delegasi KAICIID (The King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue) yakni Mike Waltner selaku senior program manager KAICIID dan Dimitra Missira selaku External Relation Officer KAICIID. Pertemuan yang diadakan di Aula Pascasarjana Lt. 1 tersebut dihadiri oleh beberapa dosen yang memiliki jabatan penting di Pascasarjana.
Ahmad Muttaqin, S.Ag., M.Ag., M.A., Ph.D. selaku Wakil Direktur Pascasarjana membuka acara dengan memperkenalkan para dosen yang hadir kepada delegasi KAICIID. Kemudian dilanjut dengan sambutan dari Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Prof. Dr. Abdul Mustaqim, M. Ag. Dalam sambutannya prof. Mustaqim menyampaikan apresiasi atas kedatangan para delegasi. Ia berharap dengan kedatangan delegasi dari KAICIID dapat memberikan efek positif dalam pengembangan Pascasarjana ke depan dengan belajar lebih banyak mengenai interreligious studies dan multikultural.
Dalam mengawali pidatonya Mike Waltner menyampaikan sejarah dan hal-hal mengenai KAICIID. Ia menyatakan bahwa KAICIID, adalah organisasi antar pemerintah yang mempromosikan dialog antar agama dan budaya untuk mencegah dan menyelesaikan konflik. Saat ini kantor KAICIID berbasis di Wina Austria, akan tetapi dalam beberapa waktu kedepan akan dipindah ke ke Lisbon, Portugal pada tahun 2022.
KAICIID dibuka pada tahun 2012 oleh Kerajaan Arab Saudi,Republik Austria dan Kerajaan Spanyol, berdasarkan inisiatif dari Paus Benediktus XVI dan Raja Abdullah dari Kerajaan Arab Saudi yang bertemu pada tahun 2007 untuk membahas pendirian kegiatan baru antaragama.
Setelah Mike Waltner menyampaikan pidatonya, acara dilanjut dengan penyampaian dari. Dr.Suhadi, S.Ag., MA selaku ketua PuSAIK (Pusat Studi Agama dan Isu-isu Kontemporer) Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Ia menyatakan bahwa rektor UIN Suka sejak dulu telah membuat pondasi dalam kementrian agama mengenai ide dialog antar agama seperti yang dilakukan mantan menteri agama republik Indonesia prof. Dr. Mukti Ali.
Ia mempunyai banyak gagasan, dalam kerukunan antar agama serta pembangunan jasmani dan rohani. Pada umumnya siapa saja yang belajar mengenai interreligious studies di Indonesia biasanya merujuk padanya. UIN Sunan Kalijaga dalam tradisi dialog antar agama sangat kuat yang telah tertanam sejak dahulu. Suhadi berharap KAICIID dapat menjalin hubungan kerjasama dengan Pascasarjana UIN Suka.
Setelah penyampaian dari Dr. Suhadi, beberapa dosen mengajukan pertanyaan kepada delegasi KAICIID. Salah satunya adalah Najib Kailani yang mengajukan pertanyaan mengenai adakah kemungkinan kedepannya dibentuk interasia network for interfaith studies dan basis dari project ini adalah interfaith knowledge program yang berbasis riset diantara negara-negara Asia Tenggara.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Mike Waltner menuturkan bahwa tidak menutup kemungkinan program semacam itu akan terbentuk karena KAICIID memiliki kapasitas yang mumpuni untuk project tersebut juga tentunya memiliki jaringan yang luas dan sangat mendukung.
Acara disambung dengan usulan dari Dr. Munirul Ikhwan kepada Waltner. Ia menyatakan bahwa sebagai akademisi yang berbasis riset dan publikasi. Beberapa tahun lalu ia telah melakukan riset terhadap Ulama dan sarjana Muslim kemudian menindaklanjuti riset tersebut dengan membuat policy brief yakni sebuah dokumen yang menguraikan dasar rasional dalam pemilihan sebuah alternatif kebijakan khusus atau rangkaian tindakan dalam sebuah kebijakan. Menurutnya KAICIID dapat menghubungkan riset dengan membuat produk-produk seperti policy brief atau mempromosikan toleransi beragama dan lain lain. KAICIID dapat melakukan hal-hal baru dari apa yang telah dilakukan.
Waltner menanggapi dengan realistis atas usulan yang disampaikan Dr. Munir bahwa hal tersebut mungkin tidaklah mudah untuk diimplementasikan karena hal tersebut bukan hanya mengenai policy brief itu sendiri akan tetapi banyak sekali variabel-variabel yang harus dipertimbangkan.
Inti kedatangan KAICIID adalah ingin melakukan kerjasama dengan Pascasarjana berupa riset kolaborasi, pelatihan workshop terkait isu interreligious dan multikultural, short course, dan tawaran kuliah kampus merdeka tentang mata kuliah yang berhubungan dengan interfaith.
Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan cindera mata. (Tim Pasca/Ihza)