Mahasiswa KKN UIN ikut Meriahkan Kirab Tumpeng Di Lokasi KKN
Event Merti Dusun bertajuk ‘Gumregah Hanggayuh Ayem Tentrem Soho Guyup Rukuning wargo’
Ratusan masyarakat padukuhan Ngangrung, Wonokerto, Turi, Sleman, Daerah istimewa Yogyakarta (DIY) memadati lapangan SDN Ngangrung sejak siang pada Sabtu (19/10/2019). Tidak hanya masyarakat sipil, peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif antara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Antasari Banjarmasin ikut ambil bagian untuk memeriahkan event Merti Dusun bertajuk ‘Gumregah Hanggayuh Ayem Tentrem Soho Guyup Rukuning wargo’ yang dilaksanakan pertama kali tersebut. Mahasiswa UIN Sunan kalijaga berkolaborasi dengan mahasiswa uIN Antasari Banjarmasin mengikuti program KKN kolaboratif selama 45 hari dimulai 1/10/19.
Ratusan masyarakat tersebut tampak khidmat mengikuti prosesi yang dilakukan sejak Jumat (18/10/2019) pagi. Salah satu peserta KKN Nusantara angkatan ke dua dari UIN Antasari Banjarmasin, Halidah nampak antusias mengikuti prosesi Kirab Tumpeng. Terlebih, ia menjadi salah satu peserta pembawa kendi berisi air suci.
“Saya yang berasal dari kalimantan yang sukunya adalah suku Dayak merasa sangat terhormat bisa menjadi salah satu petugas menbawa kendi,” ujarnya Minggu (20/10/2019)
Selain itu, lanjut mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris ini, meski menguras banyak tenaga saat prosesi kirab dan harus meneteng kendi. Namun hal itu menjadi suatu pengalaman baru dan menjadi kebanggaan tersendiri.
“Walaupun saat kirab tangan terasa agak lelah membawa kendi, namun itu terhapuskan saat saya menikmati budaya yang unik ini. Ini merupakan suatu kebanggaan bagi saya,” tambah Halidah
Lantaran itu, ketua pelaksana Merti Dusun Susanto mengutarakan, peserta kirab diwajibkan menggunakan busana adat jawa. Hal itu bertujuan selain untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya, busana adat jawa juga menyimpan filosofi yang mendalam.
“Pakaian jawi itu menyimpan filosofi tenggangrasa, santun, lemah lembut. Dengan memakainya diharapkan filosofi itu dapat ditularkan ke si pemakai,’ pungkas Susanto.
Prosesi kirab tumpeng ditutup dengan penanaman pohon Anggrung sebagai cikal bakal dusun Ngangrung. Dalam prosesi itu, turut hadir tokoh desa Wonokerto, pemuka agama bahkan perwakilan dari dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.
“Penanaman Pohong Angrung bertujuan untuk mengingatkan warga masyarakat Nangrung agar tidak lupa pada sejarah terbentuknya padukuhan ini,” ujar Hartono salah satu tetua Padukuhan Nganrung Lor.
Salah satu peserta KKN angkatan 100 UIN Sunan Kalijaga, Rahmad Ali dari jurusan Sosiologi Agama merasakan pelajaran hidup yang sangat luar biasa selama melaksanakan program KKN. Membaur dengan masyarakat, menyelami kehidupan sosial, ekonomi, keberagamaan masyarakat, serta tradisi dan budaya setempat. Sehingga dirinya bisa benar-benar merasakan bahwa hidup di tengah masyarakat itu tidak bisa dikatakan hitam putih. Tetapi bagaimana menjalani kehidupan dengan mengoptimalkan potensi positif dan menekan potensi negatif dengan terus belajar berempati, berlajar care, berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang, namun juga menerima manfaat untuk diri sendiri.
Sementara itu, tradisi dan budaya setempat yang selama ini dianggap sementara orang sebagai kegiatan yang lepas dari nilai-nilai agama, terutama agama Islam, ternyata ketika ikut terjun didalamnya penuh dengan nilai-nilai adi luhung dan kearifan lokal yang disamping bisa menggugah kegiatan keatif ekonomi masyarakat, juga dapat mengasah keluhuran budi pekerti, mengasah kelembutan hati, solidaritas, kebersamaan, jiwa gotong royong, keharmonisan hubungan dengan alam semesta, yang justru mengasah kedalaman nilai-nilai agama, jelas Rahmad Ali.