Fakultas Dakwah dan Komunikasi Menyelenggarakan Acara 5th iDACON 2021
Menteri sosial RI, Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M. T, menyampaikan paparannya dalam forum iDACON.
Fakultas Dakwah dan komunikasi, UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan International Dakwah Conference (IDACON) 2021. Agenda tahunan yang sudah berlangsung lima kali ini berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting 23-24/9/ 2021. IDACON 2021 mengusung tema “The Global Impact of Covid-19 Pandemic, Action and Future Recommendations”. Acara ini juga bertujuan untuk mengkaji bagaimana dampak pandemic Covid-19 terkait masalah kesehatan mental dan spiritualitas di Indonesia secara khusus dan permasalahan sosial yang terjadi pada masyarakat umumnya. Serta memformulasikan rekomendasi kebijakan bagi para pemangku kepentingan, baik pemerintah, Lembaga dakwah maupun masyarakat pada umumnya. Peserta yang kebanyakan mahasiswa sangat antusias mengikuti acara ini. Lebih dari 800 mahasiswa peserta melalui Zoom, tidak hanya mahasiswa UIN Sunan Kalijaga namun Universitas lain juga mengikuti acara ini.
Acara ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana dampak global dari pandemic dan penangganan dan rekomendasinya. Acara ini dihadiri oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr.phil. Al Makin, M.A., Dekan Fakultas dakwah dan komunikasi, Prof. Dr. Hj. Marhumah, M. Pd., dan beberapa pembicara yang luar biasa yaitu: Menteri Sosial RI, Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M. T., Prof. Dr. Jill Hanley dari School of Social Work, McGill University Canada, membawakan Tema: “Covid -19 and Community Responses: Lesson Learnt From Canada”. Dr. Nur Saadah Mohammad Aun, Faculti Sosial Science dan Kemanusiaan, Universiti Kebangsaan Malaysia, Tema: “Covid-19, Spirituality and Religion in Malaysia”. Amy Maulana, S. Sos, M. Sos, Department of Philosophy Volgograd State University Russia, Tema :” Social Policy on Covid-19: Good Practice from Russia”. Ro’fah, M.A., Ph. D, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Indonesia, Tema : “Covid-19 and Social Protection”. Prof. Maree Teesson, Matilda Center, Sydney Universiy Australia, Tema: “Covid-19 and Its Impact on Mental Health Issues”. Lathiful Khuluq, M.A., BSW., Ph. D, Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga, Tema: “Community Resilence Toward Covid-19”. Andayani, S. IP, MSW, Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga, Tema: “Survival Strategies of Women-at-Risk Toward Covid-19”. Siti Syamsiyatun, M.A., Ph. D, Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga, Tema: “Urgently Needed: Shared responsibilities During COVID Pandemic and Beyond”.
Sementara itu, Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M. T, Menteri Sosial Republik Indonesia dalam paparannya antara lain menyampaikan, keadaan pandemi ini sangat luar biasa karena tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan seluruh negara di dunia mengalami hal yang sama. Karena itu Risma mencoba untuk menganalisa bagaimana dengan kondisi pademi seperti ini. Banyak masyarakat yang tidak bisa bekerja, kehilangan mata pencahariannya, sehingga mereka menjadi miskin.
Lebih jauh Risma bercerita, kita harus bisa membaca masa depan untuk kita bisa menyelesaikan permasalahan masa depan. Sebagai contoh, ketika saya masih menjadi Walikota Surabaya, saat itu saya membuat program “Pahlawan Ekonomi” yang sengaja saat itu saya mulai pada tahun 2010. Saat itu saya sampaikan program itu untuk meningkatkan ekonomi keluarga tidak bisa lagi menggunakan cara tradisional. Dan kemudian para pahlawan ekonimi ini sebagaian ibu-ibu saat itu dan keluarga miskin. Kita ajarkan bagaimana mereka bertransaksi elektronik dan alhamdulillah yang terjadi adalah saat pandemi ini mereka bisa naik omsetnya sampai 200%, jadi disitulah para civitas akademika, para mahasiswa harus belajar bagaimana membaca masa depan. Dengan kemampuan membaca masa depan kita akan bisa survive dalam keadaan apapun.
Sesuai yang diajarkan dalam Q.S. Wal- Ashr; Demi Waktu, maka dengan itu marilah kita memanfaatkan waktu dengan baik. Insya Allah kita akan bisa survive dalam kondisi apapun. Saya mencoba menganalisa Firman Allah ini dalam upaya mengatasi kemiskinan baik karena dampak pandemic maupun kemiskinan struktural. Saya manfaatkan waktu sebaik-baiknya, sehingga setahap demi setahap dapat menyelesaikan masalah kemiskinan di Indonesia, “ Ujarnya.
Dalam melaksanakan setiap program pengetasan kemiskinan, Risma meyakini, Allah tidak mungkin memberikan cobaan di luar batas kemampuan manusia. Bahwa pandemi ini Allah SWT ciptakan dengan tujuan bahwa kita diminta untuk arif, bisa membaca masa depan dan bisa untuk belajar dari kesalahan yang kita lakukan. Tri Rismaharini menghimbau untuk terus bersabar serta terus berusaha menjaga diri ditengah keadaan yang ada.
Program Risma selanjutnya adalah pejuang muda. Pihaknya melatih para mahasiswa menjadi interpleuner dengan menganalisa lingkungannnya. Dalam program ini, Risma membimbing mereka selama satu semester dengan 20 sks bekerja sama dengan Kemenag dan Kemendikbud. Tujuannya untuk melatih sejak dini. Para mahasiswa diterjunkan berhadapan langsung dengan masyarakat dalam kondisi apapun. Seperti keadaan saat ini, kondisi masyarakat sangat terpuruk. Maka bagaimana mahasiswa menganalisa caranya bangkit dari keterpurukan ini. Risma juga memiliki program yang menggerakkan pemulung, tunawisma, tunawicara dan lain-lain. Sampai mereka bisa bergerak. Bahkan para sahabat disabilitas, Risma membuatkan gaya ungkit, alat untuk memberdayakan disabilitas agar bisa berpartisipasi dalam keterpurukan pandemi. Risma berharap, dengan mencarikan jalan keluar, semua dapat berperan mengatasi permasalahan pandemi, demikian harap Risma.
Di akhir presentasinya, Menteri Sosial menyampaikan pihaknya siap memberikan fasilitas berupa tongkat yang mampu mengidentifikasi bencana, api, selokan, lubang dan dinding untuk mahasiswa Difabel UIN Sunan Kalijaga.
Prof. Dr. Hj. Marhumah, M. Pd, dalam sambutannya antara lain menyampaikan bahwa, tema konferensi - Dampak global dari pandemic, menjadi isu yang sangat penting. Sehingga pandemic Covid -19 ini menjadi bahasan mendalam dalam iDACON kali ini. Kurang lebih 2 tahun, pandemi Covid -19 menguji umat manusia, dari dampak destruktif sektor kesehatan, sosial dan sektor pendidikan dan juga sektor keagamaan, yang muncul akibat pandemi Covid-19. Dampak pandemi telah menyebabkan krisis global dan kita tidak dapat menghindar. Yang dapat kita lakukan adalah bagaimana merespon dampak buruk pandemic agar dapat bangkit dari keterpurukan. Seperti yang dilakukan menteri sosial, dan berbagai pihak yang mengajak melakukan upaya-upaya untuk bisa terlepas dari pandemic. Seperti pyshical distancing, menerapkan protokol kesehatan dan program vaksinasi. Covid -19 mengingatkan kita pentingnya bersosial meskipun terbatas dalam melakukan aktifitas. Hal itu terdengar sperti paradox namun, pada kenyataannya di kesempatan ini kita butuh bersosialisasi.
Dalam keadaan ini, satu sama lain harus bisa saling menjaga, tolong-menolong untuk melawan pandemic. Poin yang terakhir adalah di konteks tradisi Islam, yang dapat dibagi dalam 2 konsep. Konsep yang pertama adalah konsep umat. Dalam konteks kontemporer konsep umat ini tidak hanya berlaku untuk umat muslim saja tetapi berlaku untuk umat manusia secara umum. Konsep kedua yaitu ta’awun, kita saling membantu yaitu dengan adanya korporasi sosial dan bertanggungjawab terhadap pandemi ini. Tujuannya adalah mengatur kehidupan manusia tentang agama dan bangsa, demikian tegas Prof. Marhumah.
Prof. Dr. Phil. Al Makin, M.A, menyampaikan dalam sambutannya, “ saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Da’wah dan Komunikasi. Dan saya pikir semua orang yang terlibat dalam proses terselenggaranya iDAKON ini dan semua orang yang berada dalam situasi ruangan ini, ada kerja sama yang terjalin komitmen untuk saling mendukung dan membantu. Dan saya merasakan persahabatan itu,” ungkap Prof. Al Makin. (Mela/Weni)