Tanggap Covid-19, Komunitas Kartini UIN Sunan Kalijaga Beri Bantuan Kepada Ratusan Mahasiswa yang Masih Tinggal di Kos
Plt. Rektor UIN Sunan Kalijaga Dr. Phil.Sahiron, M.A. memberikan paket bantuan kepada mahasiswa yang masih tinggal di Jogja.
Komunitas Kartini UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan bantuan kepada ratusan mahasiswa UIN yang terpaksa harus tinggal di kos karena dampak Covid 19. Menyusul surat Edaran Rektor yang menghentikan perkuliahan tatap muka dan menggantinya dengan perkualiahan online, sejumlah mahasiswa terpaksa bertahan di kos ataupun pondok, dengan berbagai alasan. Namun setelah beberapa minggu, sebagian dari mereka mulai kesulitan logistik, kerena terbatasnya kiriman uang hingga ditutupnya tempat-tempat makan yang terjangkau. Bantuan yang diberikan oleh Komunitas Kartini UIN Sunan Kalijaga berupa sembako senilai Rp103.800/orangnya.
Menurut keterangan dari koordinator Komunitas Kartini, Dra. Labibah Zain,M.LIS , pemberian bantuan ini merupakan bentuk kepedulian dan respon cepat dari Komunitas Kartini. “Isinya beras, telur, mi, kecap, sabun, masker, dan minyak goreng. Jadi itu yang ada. Ya tidak seberapa sih.. tetapi itu bentuk kepedulian kami dari Kartini yang didukung oleh keluarga besar UIN Sunan Kalijaga. Karena yang nyumbang juga dari seluruh komponen yang ada di UIN Sunan Kalijaga,” terangnya saat diwawancarai (10/04/2020).
Labibah menjelaskan bahwa gerakan ini merupakan gerakan spontan sebagai bentuk kepedulian civitas akademika UIN kepada para mahasiswa perantauan, yang jauh dari kampung halaman . Bermula dari iuran komunitas yang ada di Kartini, gerakan ini kemudian mendapat dukungan yang cukup massif dari berbagai pihak, mulai dari Pimpinan Universitas dan Fakultas, dosen, tendik, hingga alumni UIN Sunan Kalijaga, bahu membahu memberikan bantuan dan dukungan , hingga mahasiswa yang terbantu cukup signifikan .
Sebagaimana ditambahkan oleh Labibah, pada awalnya, komunitas tidak berpikir massifnya gerakan ini . Setelah mahasiswa terdata, ternyata terdapat sekitar 1099 mahasiwa yang masih tinggal di kos (yogyakarta) dan butuh bantuan. Maka mulailah para personil Kartini bergerak, memanfaatkan semua jaringan yang ada, baik kelompok maupun personal untuk menggalang donasi. Bantuan kemudian dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama Kartini membagikan 300 paket sembako untuk para mahsiswa, termasuk mahasiswa asing yang kuliah di UIN . Tahap kedua kemudian dibagikan 600 paket sembako, termasuk mahasiswa pasca sarjana. Sebagiamana dijelaskan oleh Labibah, kriteria mahasiswa yang mendapatkan bantuan ialah mereka yang masih kos di Yogyakarta dan membutuhkan logistik, jadi bukan pulsa, atau kebutuhan tersier lainnya..
Bersama dengan anggota komunitas Kartini lainnya, Dra. Labibah Zain,M.LIS, menjalin komunikasi dengan Plt. Rektor Dr. Phil. Sahiron, M.A dan Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan Dr. Waryono, M.Ag. Bahkan Dr. Phil. Sahiron, M.A berkenan meninjau langsung pendistribusian bantuan sembako kepada mahasiswa yang bertempat di KPN (Koperasi) UIN Sunan Kalijaga.
Sebagaimana ditambahkan oleh Labibah, pada awalnya, komunitas tidak berpikir massifnya gerakan ini . Setelah mahasiswa terdata, ternyata terdapat sekitar 1099 mahasiwa yang masih tinggal di kos (yogyakarta) dan butuh bantuan. Maka mulailah para personil Kartini bergerak, memanfaatkan semua jaringan yang ada, baik kelompok maupun personal untuk menggalang donasi. Bantuan kemudian dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama Kartini membagikan 300 paket sembako untuk para mahsiswa, termasuk mahasiswa asing yang kuliah di UIN . Tahap kedua kemudian dibagikan 500 paket sembako, termasuk mahasiswa pasca sarjana. Sebagaimana dijelaskan oleh Labibah, kriteria mahasiswa yang mendapatkan bantuan ialah mereka yang masih kos di Yogyakarta dan membutuhkan logistik, jadi bukan pulsa, atau kebutuhan tersier lainnya..
Pendataan mahasiswa oleh Komunitas Kartini masih mengalir. Bekerjasama dengan Wakil Dekan Bidang 3 masing-masing fakultas, tim Kartini kemudian memetakan mahasiwa yang akan diberi bantuan, dengan mempertimbangkan keterwakilan fakultas, prodi hingga kemampuan ekonomi mahasiswa yang bersangkutan.
Pada tahap pendistribusian, panitia yang bekerjasama dengan KPN UIN Sunan Kalijaga, juga mempertimbangkan aturan penanganan Covid 19. Selain menjaga kebersihan dan menyediakan handsanitizer, pengambilan paket juga menggunakan sistem drive-through untuk menghindari kerumunan,.
Komunitas Kartini berharap bahwa kegiatan ini bisa menginspirasi orang lain, komunitas lain, ataupun organisasi lain, untuk bisa mengadakan gerakan peduli kepada sesama, meski dalam keadaan sulit. Seperti yang diungkapkan Labibah,” kami bekerja online, hampir 24 jam, masing-masing bekerja dengan profesional, sesuai dengan keahlian masing-masing, Sementara ini yang sedang bertugas di komunitas kartini ialah Dra. Labibah Zain,M.LIS, Dr Witriani,M.Hum, Dr. Sunaryati,M.Si, Fatma Amilia,S.Ag, M.Si, Dr. Inayah Rohmaniyah,M.A, Dr. Sri Sumarni,M.Pd, Dra Evi Septiani TH ,M.Si, Prof Dr. Euis Nurlaelawati,M.A, Dr. Alimatul Qibtiyah, M.A, Prof. Dr. Marhumah, M.Ag, Dr Siti Ruhaini,M.A, Dr. Casmini,M.Si, Dr Nurus Sa'adah,M.Si,Psi, Dr. Ro'fah, M.A, Dr. Sriharini,M.Si, Dr. Sulistyaningsih,M.Si, Dr. Shofwatul Uyun, M.S.T, Vita Vitria,M.Ag, Dr. Sri Wahyuni,M.Ag, Dr. Lindra Darnela M.Hum, Nur Riani, SIP., M.A. Afni Khofsoh, S.Ag, M.Ag, Nora Saiva Jannana, M.Pd, Zusiana Elly Triantini,M.Si dan ibu-ibu dosen di UIN Sunan Kalijaga. Sampai saat ini (10/04/2020) selama 10 hari, gerakan Kartini sudah bisa mendistribusikan 800 paket sembako dan sudah bisa melampaui target 100 juta rupiah.
Lebih lanjut, Labibah juga berpesan kepada mahasiswa yang sedang belajar dari kos dan dari rumah untuk selalu tenang menghadapi persoalan ini tetapi, tetap harus waspada. “Apa saja yang dianjurkan teman-teman dari bidang kesehatan seperti harus selalu cuci tangan, kemudian tidak boleh menyentuh wajah, pokoknya kita harus tetap waspada dan ikuti petunjuk dinas kesehatan dan yang berwenang. Selain itu kita harus waspada dengan berita-berita yang berseliweran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Literasi informasi menjadi sangat penting, tetapi kemudian belajar di rumah kita nikmati saja dengan santai kemudian ada hikmahnya karena kita menjadi lebih dekat dengan keluarga,” imbuhnya.
Sebagai informasi tambahan, Komunitas Kartini yang sudah terbentuk sejak 2 tahun lalu memang sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat pemberdayaan. Terutama bagi perempuan-perempuan dan isu disekitar UIN Sunan Kalijaga. Menurut Labibah Zain, Kartini terdiri dari terdiri dari para dosen perempuan dari semua Fakultas yang sering berkegiatan bersama, secara independen dan kreatif.
Kegiatan-kegiatannya berkaitan dengan Empowering (pemberdayaan) perempuan mengadvokasi yang lemah dengan cara yang kreatif. Kartini UIN Sunan Kalijaga juga pernah mengadakan baca puisi bersama yang diikuti oleh dosen perempuan yang isinya adalah menyebarkan nilai-nilai pemberdayaan perempuan dalam bentuk sajak. (tri-khabib/humas)