UIN Sunan Kalijaga Gelar Tes Masuk Jalur Mandiri CBT
Peserta mengerjakan soal CBT untuk masuk UIN Sunan Kalijaga
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melaksanakan ujian masuk perguruan tinggi negeri dengan menggunakan komputer atau jalur Computer Based Test (CBT) gelombang 2. Tes dilaksanakan untuk kelompok Sains tanggal 21-23 Mei 2019 dan Isoshum tanggal 21-24 Mei 2019 yang diikuti oleh 947 peserta.
Untuk lokasi seleksi tersebar di tiga lokasi yaitu gedung Laboratorium Terpadu Fakultas Sains dan Teknologi atau Prof.DR.H. Mukhtar Yahya, gedung Pusat Teknologi Informasi Terpadu (PTIPD) atau KH.Abdul Wahab Hasbullah dan Laboratorium Komputer Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atau KH. Ali Maksum.
Ketua Admisi UIN Sunan Kalijaga Aulia Faqih, M.Kom mengatakan jumlah peserta yang mengikuti CBT gelombang 2 ini lebih banyak dari CBT gelombang 1 yang berjumlah 336 peserta. Hal ini karena pelaksanaannya berbarengan dengan Ujian Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional (UN) tahun 2019 untuk SMK/MAK. Namun tahun ini jumlah pendaftar CBT gelombang 2 lebih banyak dari pada peserta CBT gelombang 2 tahun kemarin yaitu 849 orang.
“ Untuk jalur penerimaan mandiri ada alokasi 30% dari kuota perimaan mahasiswa baru 2019 sebanyak 3.640. CBT termasuk dari jalur mandiri dan jalur masuk terakhir kita masih ada jalur seleksi mandiri Paper Based Test (PBT) yang pendaftarannya mulai 2 Mei – 12 Juli 2019 secara online di httt://admisi.uin-suka.ac.id.” kata Aulia.
Sementara itu, Sekretaris Admisi Agung Rohimawan, M. Pd mengungkapkan materi tes CBT II ini meliputi tes Dirasah Islamiah, Tes Potensi Akademik (TPA), Tes Kompetensi Dasar (TKD) untuk jurusan IPA atau IPS, dan bahasa Arab dan Inggris. Tes Dirasah Islamiah meliputi materi Al-quran dan Al-hadist, Sejarah Kebudayaan Islam, Tauhid, Akhlak dan Fikih. TPA terdiri dari materi numerik, parsial, visual dan figural. TKD IPA terdiri atas Matematika, Kimia, Biologi dan Fisika. TKD IPS terdiri atas Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi.
Karakteristik dari tes CBT ini sama dengan tes tertulis pada umumnya yaitu menggunakan satu perangkat tes untuk beberapa peserta dengan panjang waktu tes yang sama. Perbedaannya terletak pada teknik penyampaian (delivery) butir soal yang tidak lagi menggunakan kertas, baik untuk naskah soal maupun lembar jawabannya. Sistem skoring atau koreksi langsung dilakukan oleh komputer. Biasanya peserta bisa mengerjakan dan melihat butir soal dari nomor pertama sampai terakhir dengan perangkat soal dalam bentuk digital dan tidak menggunakan kertas lagi.
“Yang perlu peserta siapkan adalah berkas saat mengikuti ujian CBT berupa identitas pribadi, kartu mengikuti ujian dan salinan ijazah atau surat keterangan lulus dari sekolah. Kertas bantu untuk menghitung soal dan bolpoin sudah disediakan oleh panitia. Jadi peserta harus benar menyiapkan stamina yang bagus apalagi sedang berpuasa, dan belajar soal-soal yang akan diujikan” tutur Agung. (Khabib/humas)