Rektor UIN Sunan Kalijaga Undang Seniman Melukis On The Spot
Rektor UIN Sunan Kalijaga Undang Seniman Melukis On The Spot
Melukis On The Spot menjadi salah satu rangkaian kegiatan mensyukuri kelahiran UIN Sunan Kalijaga ke-72 tahun. Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. H. Al Makin mengundang Seniman Lukis untuk menyemarakkan peringatan kelahiran UIN Sunan Kalijaga yang ke 72 tahun. Tidak kurang dari 100 Seniman Lukis, jajaran pimpinan UIN Sunan Kalijaga dan Civitas Akademika UIN Sunan Kalijaga melukis bersama, mengekspresikan isi hati dan jiwa di halaman Gedung Prof. Amin Abdullah, 25/9/2023
Turut hadir melukis bersama antara lain, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. H. Al Makin, Rektor Universitas Islam Indonesia Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Wakil Rektor 1 Universitas Sanata Dharma Prof. Ir.Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., dan Antonius Benny Susetyo (RomoBenny) dari BPIP, Pelukis kondang, Nasirun.
Dalam sambutannya mengawali acara melukis bersama, Prof. Al Makin menyampaikan, Seniman bebas tak bertuan, seniman bertuan pada karyanya. Seniman tidak mengabdi kecuali pada idealisme. Tidak pada pasar, museum, kolektor, kebetulan dan itu bonus jika terjalin relasi dan kolaborasi. Seniman bisa menjadi tolak ukur bangsa, moral, dan akhlak (pembangunan karakter).
Seni adalah sarana menyampaikan secara unik dan tidak menyingung orang lain. Seni adalah media untuk semua opini, angan-angan, cita-cita, dan rasa bahagia ataupun sedih kita. Seni adalah bebas, jujur, tanpa penghalang. Seni itu luas, tak terbatas, yang membatasi adalah pikiran kita saja. Pikiran kita perluas seni jadi luas. Pikiran kita persempit, seni jadi sempit. Seni tidak hanya bahasa verbal, tetapi bahasa hati nurani terdalam kita. Seni mewakili banyak hal, tangan kita untuk memegang kuas, menari, memegang mikrofon, memegang gong, gitar, keybord, bass, dan memegang wayang.
Seni mewakili tubuh, semuanya, dan hati, spiritual dan perasaan kita. Seni adalah cara efektif untuk mengungkap siapa kita, sedang apa, dan akan kemana kita. Seni mewakili bangsa dan dunia. Tidak semua nilai-nilai mulia disampaikan dengan kata-kata dan kalimat, apalagi seminar. Seni lebih fasih dengan caranya untuk memberi tahu yang lain, tanpa berkata, tanpa berdebat, tanpa eyeleyelan, tanpa bersitegang, tanpa tersingung dan menyingung, tanpa berargumen.
Biarlah karya yang berbicara. Biarlah lukisan berbicara tanpa pelukisnya. Biarlah musik didengar tanpa penyanyinya. Biarlah tarian dinikmati tanpa konsultasi pada koreografer atau penarinya. Seni bisa menyampaikan dengan caranya, tanpa beban, tanpa banyak pertimbangan. Manusia adalah makhluk seni dan lahir sebagai seniman. Semua kita adalah seniman.
Seni lukis adalah seni tua, lebih tua dari usia kata-kata, lebih tua dari intelektual dan tulisan, atau negara dalam tata masyarakat. Mungkin sekarang sudah ada grafik, computer dengan aplikasi macammacam AI (artificial intelligence), tetapi seni Lukis tetap bebas dan ada. Cat itu bebas, warna itu bebas. Kanvas itu media bebas. Kertas itu medium bebas. Para seniman semuanya, yang hadir dan siapkan untuk berkarya dengan bebasnya, dan sejujurnya.
Melalui melukis bersama ini Prof. Al Makin berharap, semua yang melukis dapat mengungkapkan isi hati, Nurani, dan pikiran. Misalnya tentang pemimpin ideal. Bahwa pemimpin itu dipilih warga, rakyat, umat. Berikan juga peran pada umat, rakyat, warga, dan kita semua. Seperti tema menyukuri kelahiran UIN Sunan Kalijaga yang ke 72 ini “Pemimpin dan Warga Bangsa.” Jadi semua bebas melukin apapun. Dengan melukis, mari damaikan hati, mari mewarnai Indonesia yang beragam ini,” demikian ajak Rektor.
Prof. Al Makin juga berharap, melukis On The Spot kali ini dapat menghasilkan karya-karya lukisan yang tidak menghakimi, tidak menilai, tidak memojokkan. tidak membenci dan menyebar kebencian. “Mari melukis saja. Damaikan hati dengan melukis. Dunia damai dengan melukis di kampus UIN Sunan Kalijaga,” imbuh Rektor.
Ditemui di sela sela melukis, Seniman, Sidiq Martowijoyo, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor UIN Sunan Kalijaga yang sudah memberikan kesempatan bagi para seniman untuk berkolaborasi dalam acara Melukis On The Spot. Sidiq juga memberikan pesan untuk para seniman “Pesan buat seniman agar kita tetap semangat untuk berjuang demi kemerdekaan yang sesungguhnya, dan demi Indonesia jaya” ujarnya.
Ketua Komunitas Lukis Cat Air Indonesia (KLCAI) Cabang Yogyakarta, Agus Tomin menyampaikan bahwa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sangat luar biasa karena budaya dan gairahnya dipimpin oleh Rektor selalu mengadakan event yang keren dan berbasis kebersamaan, kebersatuan, dan semangat yang ada di dalam kampus maupun luar kampus. “Hari ini kita melukis bersama on the spot luar biasa dengan tema Pemimpin dan Warga Bangsa. Muatan-muatan yang dari sana betul-betul menginspirasi kita, mengajak kita untuk menanamkan kelonggaran-kelonggaran, kelegowoan hati apalagi di masa-masa politik seperti ini tentunya kita butuh kedamaian”. pungkasnya.
Nasirun menambahkan, Melukis On The Spot di ulang tahunnya yang ke 72 tahun ini, UIN membuktikan bahwa kebudayaan menjadi bagian penting dari keberlangsungan UIN Sunan Kalijaga yang merupakan Perguruan Tinggi yang religius ini. “Melalui melukis saya ingin ambil bagian untuk menggambarkan pemimpin ideal yang menurut saya adalah yang intelek, persuasif, berpengaruh, dan religious,”ujar Nasirun. (Putri/Elfa/Alfan/Bella/Weni)